Rabu, 29 Juni 2011

Profil Kobe



Kobe adalah kelompok musik beraliran metal yang berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur yang digawangi oleh Ceko (vokal), Sanche (vokal), Helmi (gitar), Pay (gitar), Hidayat (bass), Idham (drum) dan Fariz (perkusi). Nama Kobe mulai dikenal sejak menjadi finalis dan dan juga peraih The Best Perfomance pada Festival Rock Se-Indonesia Ke X/2004 di Surabaya.

Pengalaman pertama mereka masuk dapur rekaman adalah saat Kobe bergabung dalam Album Kompilasi 10 Finalis Djarum Super Rock Festival X dengan lagu "Rock Show". Di bawah naungan artis management Log Zhelebour, album perdana pun dirilis dua tahun kemudian yang berjudul Positive Thinking. Di tahun 2009, Kobe kembali merilis album keduanya, Pilih Aku Jadi No. 1 dengan hits singel Mimpi Basah.

Tahun 2008, Kobe menjadi band pembuka konser grup musik cadas Skid Row di Indonesia.[1]

Profil The Wailers



Me, Myself, and I
tokoh ikonik dalam arti tidak hanya musik tapi dalam arti spirtual. dia single handedly menempatkan budaya dan musik Jamaika pada peta. lagu nya filsafat dan ajaran telah menambahkan rasa positif iof hangat untuk dunia.

Biografi Bob Marley
Bob Marley dianggap penulis terbesar dan pemain musik Reggae. Sebagian besar terbaik musik yang dikenal-nya direkam dengan grup vokal nya, The Wailers. Mereka terbentuk pada tahun 1963 dan awalnya terdiri Marley, Bunny Wailer, Peter Tosh, Junior Braithwaite, Beverly Kelso dan Cherry Smith. Single pertama The Wailers ', "Simmer Down", pergi ke nomor 1 di Jamaika. Mereka memiliki lebih dari 20 jiwa, wop doo dan hits ska selama beberapa tahun berikutnya, dengan berbagai anggota kelompok mengambil lead vocals. Braithwaite, Kelso dan Smith tersisa di tahun 1965 dan Wailers menjadi trio vokal. Mereka membentuk label mereka sendiri, Jiwa Merataplah 'N' "M", dan lagu-lagu mereka menjadi semakin dipengaruhi Rasta. Pada tahun 1969, The Wailers mulai berkolaborasi dengan produser Dub Lee Perry, serta bas

Minggu, 19 Juni 2011

profil PURGATORY


Pada awalnya Purgatory menancapkan benderanya sebagai sebuah band beraliran musik Death Metal dijajaran musik keras lainnya. Perjalanan jatuh-bangun melalui berbagai rintangan yang datang tak ada habisnya membuat band ini semakin optimis di jalannya. Beberapa kali terjadi perubahan pada formasi dalam band ini, yang merupakan penyempurnaan dalam pembentukan musik lebih matang.

Purgatory merilis karya perdananya pada tahun 1995 dalam bentuk mini album berjudul Abyss Call, berisi 6 (enam) buah lagu. Pada tahun 1998 sebuah lagu yang berjudul Sakaratul Maut terpilih mewakili Purgatory menjadi salah satu band yang masuk ke dalam album kompilasi Metalik Klinik, (pertama) yang diproduksi oleh ROTORCORP. Disusul dengan album Ambang Kepunahan pada tahun berikutnya (1999), yang juga masih di bawah bendera ROTORCORP/Musica Studio.

Sampai akhirnya terbentuk formasi baru dengan adanya dua vocal, turntable dan sampling, membuat band ini menjadi lebih kaya dan dinamis tanpa menghilangkan ciri Purgatory. Formasi ini terbukti di akhir tahun 2003, dengan release album berjudul 7:172, yang terdapat featuring Eet Edane dan Bonita dalam lagu Paranoia. Kali ini diproduksi oleh ZR Production/Sony Music Indonesia.

Tahun 2004, Purgatory juga menyertakan lagu Dragdown (7:172) dalam kompilasi METALOBLAST produksi Morbid Noise Record/Reswara Record. Di tahun 2005, Purgatory menyertakan lagu berjudul Inside You khusus untuk OST-Gerbang 13. Lagu ini juga diikutsertakan dalam kompilasi Revolution of Sound, produksi ZR Production-Sony/BMG. Di tahun yang sama M.O.G.S.A.W (7:172) terpilih dalam kompilAsi Planet Rock, produksi Sony/BMG.

Formasi Purgatory sampai dengan saat ini adalah : vocal-scream SANDMAN, growl-screm MAD-MOR, guitar L.T.F, guitar BAD-ART, basses BONE, scratches & keys D’JACKAL dan drums & samples AL. Dengan formasi ini, Purgatory terpilih untuk menyertakan salah satu lagunya yang berjudul DOWNFALL (The Battle of Uhud), dalam sebuah kompilasi kerjasama Alfa Record, bersama band-band cadas internasional, seperti : Napalm Death, Lacuna Coil, God Forbid, Shadows Fall dan lain-lain.
Lagu tersebut diambil dari album terbaru yang diproduksi dan distribusi secara independent, berjudul BEAUTY LIES BENEATH, dan di-release Tahun 2006.

profil TENGKORAK


BIOGRAPHY Kematian, Politik, kritik sosial, moralitas, merupakan konsep musik TENGKORAK yang namanya cukup mendirikan bulu roma ini, begitulah Vokalisnya TENGKORAK Menamakan Nama Grupnya. Mereka membawakan lagu-lagu yang beraliran GRINDCORE Dengan Sound Guitar yang Berat dan riff-riff guitar yang cepat, serta tehnik drums yang super cepat (Hypercans) dan dengan tehnik vocal yang rendah (low Grunting/Growls) seperti hendak memuntahkan seluruh isi tenggorokan. Style panggung merekapun sangat ekstrim dan brutal, ditambah dengan gaya sang vocalis yang selalu membanting-banting dirinya diatas panggung serta melakukan Stage Diving kearah penonton berulang ulang. TENGKORAK yang berpersonil antara lain adalah Ombat Nasution (Growls), Yoyok (Guitar 1), Adam Mustopa (Guitar 2), Danang (Bass), Deni Julianto (Drums), terbentuk pada tahun 1993 (Jakarta). berangkat dari kemauan yang keras serta kreatifitas yang tinggi, kelima pemuda ini mencoba menampilkan lagu-lagunya dipanggung-panggung Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Cilacap, Surabaya, Bali, Lampung, Palembang dan Medan. Pada tahun 1995 tepatnya 12 September, Tengkorak memasuki dapur rekaman, dan merekam 8 lagunya di Studio Triple M Jakarta dan mulai menawarkan musiknya ke produser-produser (major label) yang ada di Indonesia. Setahun setelah menjalani dan menunggu jawaban, usaha mereka ternyata tidak membuahkan hasil. akan tetapi TENGKORAK tidak patah semangat. mereka memutuskan untuk menempuh jalur terakhir yaitu jalur indie label, yaitu dengan merekam memperbanyak dan mendistribusikan sendiri kasetnya yang diberi album “It’s a Proud to Vomit Him” , berisikan empat buah lagu yang berjudul antara lain: Primitive jokes, Agression, The Grave Torment, Bencana Moral. tepatnya pada tanggal 15 September 1996. dan setelah mini album mereka rilis, Adam Mustopa (Guitar 2) mengundurkan diri dari Tengkorak karena telah mengikuti Akademi Militer, dan posisi Guitar 2 digantikan oleh Heilla Tanissan mantan gitaris Grup Trauma. Adapun sistem penjualan yang mereka lakukan penjualan setiap kali mereka manggung, titip jual dan melalui mail order/wesel pos. Penjualan kaset mereka tidak hanya dijual di Indonesia saja, tetapi mereka menjual keluar negara Indonesia seperti Jepang, Republik Ceko, Slovenia, Latvia, Amerika, Malaysia, Singapura, Jerman, Italy, Spanyol, Portugal, Belarussia (negara pecahan Russia). Sampai Agustus 1998 Kaset Mini album telah terjual 12.000 copy. Ternyata dari sekian banyak negara yang menjadi distributor, diawali dengan penjualan yang cukup memuaskan di Jepang akhirnya negara Matahari Terbit tersebut, tertarik untuk merilis Tengkorak dalam bentuk piringan merah 7 inchi (Red Vinyl 7” EP) disana Tengkorak memberi title ambum ”Dying Poor”, berisikan tiga buah lagu antara lain: Dying Poor, Organic Corruption, The Agony. Mereka bersanding dengan grup band asal Republik Ceko, Cerebral Turbulency. Menyusul tawaran dari Jepang, Dua bulan kemudian Tengkorak mendapat tawaran untuk mengikuti album kompilasi dari negara Portugal Yang diberi judul “til your ears bleed” Vol.1- Asiatic Attack, Hibernia Records Portugal, Tengkorak menyuguhkan lagu mereka yang berjudul Primitive Jokes. Pertengahan tahun 1998 Tengkorak bergabung untuk memperkuat kompilasi yang dibuat oleh Jefray dati THT prod. Yang bertajuk LAST MINUTES OF SAFETY, dan tengkorak mengandalkan lagu Konflik didalamnya. Pada tahun 1997 Tengkorak mendapat tawaran dari produser Rotorcorp & Musica Studio untuk ikut bergabung bersama dalam album Metalik Klinik 1 yang lagunya mereka beri judul Konflik, penjualannyapun mencapai 50.000 copy. Menyusul di release-nya album Metalik Klinik 1 Deni Julianto (Drums) keluar dari Tengkorak, karena sudah berbeda konsep dalam bermusik, dan posisinya digantikan oleh Donni penggebuk Drums dari Grup SUFFERING. Tahun 1998 Metalik Klinik keduapun di-realease kembali dan di sana Tengkorak menyumbangkan lagunya yang berjudul Rusuh yang kembali menghiasi album kompilasi tersebut dan penjualannya pun berjalan lancar seperti Metalik Klinik 1. Sampai saat ini personil Tengkorak Band ini Terdiri dari Ombat Nasution (Growls), Yoyok (guitar 1), Heilla (Guitar 2), Danang Budhiarto, SH. (Bass), Donni (Drums). Pada tahun 1999 tepatnya bulan Maret-April, Tengkorak kembali masuk dapur rekaman di Magenta Studio Jakarta untuk menggarap full album pertama yang diberi titel KONSENTRASI MASSA berisikan 20 lagu super cepat, antara lain berjudul: Oknum, Asap Tebal, Penjilat, Bisnis Ejakulasi, Propaganda, Kemelut, Prestasi Gila, Konsentrasi Massa, Cacat Politik, Spekulasi Bisnis, Dosa Keluarga, Diskriminasi, Polemik, Dogma, Gawean reget, Aztec, Chaos or Riot, Bencana Moral, Primitive Jokes, Buruh, plus ekstrim outro yang diberi judul Serakah, yang mengilustrasikan keserakahan orde baru, dengan sound engineer Ronnie Zhabreak, diproduseri oleh rotorcorp dan di distribusikan oleh Musica Studio’s. Adapun distribusi Tengkorak ini sama dengan indie label sebelumnya, namun akan lebih di perluas lagi ke negara - negara yang mungkin tidak dapat di kira, antara lain, USA, Portugal, Latvia, Slavia, Slovenia, Portugal, Belarusia, Israel, Cina, , Australia, brunai Darusallam, Malaysia, Singapur, Video klip TENGKORAK diambil dari judul lagu BISNIS EJAKULASI yang di garap secara brutal oleh EndOne Graphz dengan project directornya Wendy “Konding” dan Ombat Nasution. Cukup sederhana dan ekstrim memang video klip mereka, akan tetapi penuh pesan protes yang keras dan brutal. Tepat satu bulan album KONSENTRASI MASSA beredar, dan video klip selesai, Heilla Tanissan (Guitar 2) mengundurkan diri dan kembali pada grup lamanya TRAUMA. Maka formasi TENGKORAK kembali Berempat. Nampaknya dengan keluarnya Heila tidak berpengaruh sedikitpun pada personil lainya maupun berdampak pada musik mereka. TENGKORAK akan tetap eksis pada jalur GRINDCORE, dan juga terus mengembangkan sayapnya di kancah permusikkan Indonesia. Pada tahun 2000 TENGKORAK album Konsentrasi Massa kembali diris oleh Blood Bath Records Jepang dalam bentuk CD. Dua tahun lamanya TENGKORAK menjalani promosi yang mereka gelar sendiri yang dibuat oleh Even Organizernya Tengkorak yaitu MITRA PROMOSINDO tengkorakpun tidak lupa membuat materi-materi baru. Pada tahun 2002 TENGKORAK dibawah label KROSOVER, HEMASWARA dan label sendiri SEBELAS APRIL RECORDS kembali memuntahkan 14 lagu dari album terbaru “DARURAT SIPIL” berangkat dari penomena sosial, kebusukan pemerintah dan masalah-masalah Internasional mereka kembali menyemburkan darah kemarahan. Kali ini personil diperkuat oleh Ombat (Growls & Deep Gutural), Yoyok (Guitar), Danang (Bass), Donni (Drums) dan posisi Heila digantikan oleh Opick (Guitar). Klip yang mereka buat kembali digarap oleh Konding dari ENDONE MEDIA yang berjudul PEMIMPIN GILA. Formasi pada tahun 2003 juga berubah kembali, gitaris ke 2 meninggalkan tempatnya dan tak lama kemudia posisi Opick digantikan gitaris senior grup band SLOWDEATH dari Surabaya. Ulang tahun Tengkorak yang ke 10 diadakan di Nirvana Cafe, dikemas apik oleh Mipro ( Mitra Pomosindo) Jakarta. Tengkorak juga Ikutan Kompilasi Perjuangan HAM Strip Hitam berjudul Rusuh dalam bentuk CD, dan kemudian merilis album Mini LP Lunatic Leader dirilis oleh Sebelas April Records berisika 4 lagu yang cikal bakalnya menjadi album Darurat Sipil, walaupun sebelumnya Mini LP ini akan dirilis pada tahun 2001. Bergabung bersama kompilasi Metaloblast yang dirilis Morbid Noise Rec. yang berjudul Bleeding Democracy. Pada tahun 2004 pertengahan bulan Mei Danang pemain bass terpaksa mengundurkan diri karena kesalahan teknis pada dirinya. Posisi Danang lansung digantikan oleh mantan bassis Thrashline yaitu Bonny Sidharta yang mungkin sedikit lebih waras dari Danang. Pada tahun yang sama tengkorak masuk pada jajaran kompilasi untuk Tribute to DEATH yang berjudul Back From The Dead yang dirilis Amonra Records. Pada tahun 2005 Tengkorak turut berpartisipasi di album Kompilasi Metal Maniac yang dirilis oleh Welyka Records dengan judul Disgusting Agenda. Berpartisipasi juga dalam Album Kompilasi Tegangan Tinggi yang dirilis oleh CSA Records. Maret 2005 Donirimata penggebuk drums Tengkorak undur diri karena alasan pekerjaan, dan posisi mengerikan ini langsung diambil alih oleh Ronie pemain drums Panic Disorder. Kabar yang paling menghebohkan tersembur dari lorong pintu WELYKA RECORDS yang akan merilis VCD untuk pertama kalinya didistribusikan resmi secara Nasional. Video tersebut berisikan Live Performance Tengkorak, Video Klip, Proses Recording dan Interview Exlusive VCD itupun diberi tajuk RELEASE FROM SUFFERING. TENGKORAK dalam tahun 2005 ini mendapat kesempatan yang sangat membanggakan, mereka akan membuka band Pionir Grindcore NAPALM DEATH yang akan mengelar shownya pada tanggal 16 April 2005 di Pantai Festival Ancol yang bertajuk “Grinding Indonesia 2005 ”. Selepas GIGS mereka bersama NAPALM DEATH mereka segera mempersiapkan album terbarunya. TENGKORAK akan terus mengerogoti Musik Indonesia dan akan terus eksis di jalur GRINDCORE SICKFUCKER. ..

Profil BURGERKILL


Ini merupakan sebuah cerita pendek dari 12 tahun perjalanan karir bermusik dari sebuah band super keras yang telah menjadi fenomena di populasi musik keras khususnya di Indonesia. Sebuah band yang namanya diambil dari selewengan sebuah nama restaurant fast food asal Amerika, ya mereka adalah Burgerkill band asal origin Ujungberung, tempat orisinil tumbuh dan berkembangnya komunitas Death Metal / Grindcore di daerah timur kota Bandung. Band lulusan scene Uber ( nama keren Ujungberung ) selalu dilengkapi gaya Stenografi Tribal dan musik agresif yang super cepat, Jasad, Forgotten, Disinfected, dan Infamy to name a few.

Burgerkill berdiri pada bulan Mei 1995 berawal dari Eben, scenester dari Jakarta yang pindah ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sekolah itulah Eben bertemu dengan Ivan, Kimung, dan Dadan sebagai line-up pertamanya. Band ini memulai karirnya sebagai sebuah side project yang ga punya juntrungan, just a bunch of metal kids jamming their axe-hard sambil menunggu band orisinilnya dapat panggilan manggung. Tapi tidak buat Eben, dia merasa bahwa band ini adalah hidupnya dan berusaha berfikir keras agar Burgerkill dapat diakui di komunitasnya. Ketika itu mereka lebih banyak mendapat job manggung di Jakarta melalui koneksi Hardcore friends Eben, dari situlah antusiasme masyarakat underground terhadap Burgerkill dimulai dan fenomena musik keras tanpa sadar telah lahir di Indonesia.

Walhasil line-up awal band ini pun tidak berjalan mulus, sederet nama musisi underground pernah masuk jajaran member Burgerkill sampai akhirnya tiba di line-up solid saat ini. Ketika dimulai tahun 1995 mereka hanya berpikir untuk manggung, pulang, latihan, manggung lagi dst. Tidak ada yang lain di benak mereka, tapi semuanya berubah ketika mereka berhasil merilis single pertamanya lewat underground phenomenon Richard Mutter yang merilis kompilasi cd band-band Bandung pada awal 1997. Nama lain seperti Full Of Hate, Puppen, dan Cherry Bombshell juga bercokol di kompilasi yang berjudul "Masaindahbangetsekalipisan" tersebut. Memang masa itu masa indah musik underground. Everything is new and new things stoked people! Tidak tanggung lagu Revolt! dari Burgerkill menjadi nomor pembuka di album yang terjual 1000 keping dalam waktu singkat ini.

Setelah mengenal nikmatnya menggarap rekaman, anak anak ini tidak pernah merasa ingin berhenti, dan pada akhir tahun 1997 mereka kembali ikut serta dalam kompilasi "Breathless" dengan menyertakan lagu "Offered Sucks" didalamnya. Awal tahun 1998 perjalanan mereka berlanjut dengan rilisan single Blank Proudness, pada kompilasi band-band Grindcore Ujungberung berjudul "Independent Rebel". Yang ketika itu dirilis oleh semua major label dengan distribusi luas di Indonesia dan juga di Malaysia. Setelah itu nama Burgerkill semakin banyak menghias concert flyers di seputar komunitas musik underground. The Antics went higher, semakin banyak fans berat menunggu kehadiran mereka diatas panggung. Burgerkill sang Hardcore Begundal!

Disekitar awal tahun 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan deal merilis album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang. Burgerkill menjadi langganan cover zine independent di negara-negara tersebut dan berimbas dengan terus bertambahnya fans mereka dari negeri Jiran. Di tahun 2000, akhirnya Burgerkill berhasil merilis album perdana mereka dengan title "Dua Sisi" dan 5000 kaset yang di cetak oleh label indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga merilis single "Everlasting Hope Never Ending Pain" lewat kompilasi "Ticket To Ride", sebuah album yang benefitnya disumbangkan untuk pembangunan sebuah skatepark di kota Bandung.

Single terakhir menjadi sebuah jembatan ke era baru Burgerkill, dimana masa awal mereka lagu-lagu tercipta hasil dari pengaruh band-band Oldschool Hardcore, Name it: Minor Threat, 7 Seconds, Gorilla Biscuits, Youth of Today, Sick of it All, Insted, Etc. Seiring dengan waktu, mereka mulai untuk membuka pengaruh lain. Masuklah pengaruh dari band band Modern Metal dan Newschool Hardcore dengan beat yang lebih cepat dan lebih agresif, selain itu juga riff-riff powerchord yang enerjik menjadi bagian kental pada lagu-lagu Burgerkill serta dilengkapi oleh fill-in gitar yang lebih menarik. Anak-anak ini memang tidak pernah puas dengan apa yang mereka hasilkan, mereka selalu ingin berbuat lebih dengan terus membuka diri pada pengaruh baru. Hampir semua format musik keras dilahap dan di interprestasikan kedalam lagu, demikianlah Burgerkill berkembang menjadi semakin terasah dan dewasa. Lagu demi lagu mereka kumpulkan untuk menjadi sebuah materi lengkap rilisan album kedua.

Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan, salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika: PUMA yang selama 1 tahun mensupport setiap kali Burgerkill melakukan pementasan. Dan sejak Oktober 2002 sebuah produk clothing asal Australia: INSIGHT juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.

Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band Hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak 6 album dengan salah satu major label terbesar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Dan setelah itu akhir tahun 2003, Burgerkill berhasil merilis album kedua mereka dengan title "Berkarat". Lagu-lagu pada album ini jauh lebih progressif dan penuh dengan teknik yang lebih terasah dibandingkan album sebelumnya. Hampir tidak ada lagi nuansa straight forward dan moshpart sederhana ala band standard Hardcore yang tercermin dari single-single awal mereka. Pada sector vocal dengan tetap mengedepankan nuansa depresif dan kelam, karakter vocal Ivan sang vokalis Bengal lebih berani dimunculkan dengan penulisan bahasa pertiwi dan artikulasi kata yang lebih jelas. Dan di sector musik pun, Toto, Eben, Andris dan gitaris baru mereka Agung semakin berani menjelajahi daerah-daerah baru yang sebelumnya tidak pernah dijajaki kelompok musik keras manapun di Indonesia.

Sebuah kejutan hadir pada pertengahan tahun 2004, lewat album "Berkarat" Burgerkill masuk kedalam salahsatu nominasi dalam salah satu event Achievement musik terbesar di Indonesia "Ami Awards". Dan secara mengejutkan mereka berhasil menyabet award tahunan tersebut untuk kategori "Best Metal Production". Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah terlintas di benak mereka, dan bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus mereka buktikan melalui karya-karya mereka selanjutnya.

Di awal tahun 2005 di tengah kesibukan mereka mempersiapkan materi untuk album ketiga, Toto memutuskan untuk meninggalkan band yang telah selama 9 tahun dia bangun bersama. Namun kejadian ini tidak membuat anak-anak Burgerkill putus semangat, mereka kembali merombak formasinya dengan memindahkan Andris dari posisi Bass ke posisi Drums dan terus melanjutkan proses penulisan lagu dengan menggunakan additional bass player. Sejalan dengan selesainya penggarapan materi album ketiga, tepatnya November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia dikarenakan tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. So guys...these kids always have a great spirit to keep blowing their power, dan akhirnya mereka sepakat untuk tetap merilis album ke-3 "Beyond Coma And Despair" di bawah label mereka sendiri Revolt! Records di pertengahan Agustus 2006. Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas, teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.

Namun tak ada gading yang tak patah, sebuah musibah terbesar dalam perjalanan karir mereka pun tak terelakan, Ivan sang vokalis akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya ditengah-tengah proses peluncuran album baru mereka di akhir Juli 2006. Peradangan pada otaknya telah merenggut nyawa seorang ikon komunitas musik keras di Indonesia. Tanpa disadari semua penulisan lirik Ivan pada album ini seolah-olah mengindikasikan kondisi Ivan saat itu, dilengkapi alur cerita personal dan depresif yang terselubung sebagai tanda perjalanan akhir dari kehidupannya. "Beyond Coma And Despair" sebuah album persembahan terakhir bagi Ivan Scumbag yang selama ini telah menjadi seorang teman, sahabat, saudara yang penuh talenta dan dedikasi dengan disertai karakter karya yang mengagumkan. Burgerkill pun berduka, namun mereka tetap yakin untuk terus melanjutkan perjalanan karir bermusik yang sudah lebih dari 1 dekade mereka jalani, dan sudah tentu dengan menghadirkan seorang vokalis baru dalam tubuh mereka saat ini. Akhirnya setelah melewati proses Audisi Vokal, mereka menemukan Vicki sebagai Frontman baru untuk tahap berikutnya dalam perjalanan karir mereka.

Dan pada awal Januari 2007 mereka telah sukses menggelar serangkaian tour di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Bali dalam rangka mempromosikan album baru mereka. Target penjualan tiket di setiap kota yang didatangi selalu mampu mereka tembus, dan juga ludesnya penjualan tiket di beberapa kota menandakan besarnya antusiasme masyarakat musik cadas di Indonesia terhadap penampilan Burgerkill. A written story just wouldn't enough, tunggu kejutan dan dengarkan album baru mereka, tonton konsernya dan rasakan sensai musik keras yang tak akan kamu lupakan...BURGERKILL HARDCORE BEGUNDAL IN YOUR FACE, WHATEVER!!!

marjinal kaum anti kemapanan dan kritik sosial, politik, negara INDONESIA



MARJINAL adalah sebuah group musik band dari sekian banyak gruop band indie di indonesia yang bealiran punk. marjinal yang terinspirasikan atau terinfluncekan oleh sex pistols, bob marley , leo kristi, toy dolls , bad religion ,the crass , benyamin s , dan ramones memulai awal karirnya pada tahun 1997 ketika itu masih menggunakan nama AA ( Anti ABRI ) dan AM (Anti Military ) dalam komunitas undreground. Terbentuk atas dasar kesamaan dalam menyikapi belantika hidup satu sama lainnya , yang berformasikan romi jahat ( vocal) , mike ( gittar ) , bob ( bass ) , steven (drum) , untuk menyampaikan suatu pesan akan suatu penolakan maupun penerimaan dan harapan setelah apa yang dirasa , dilihat , di raba , dan di dengar yang di hadapi sehari -hari .
sampai saat ini marjinal yang berkediaman dikota kecil depok telah mengeluarkan 4 album indie label , album 1(1997) & 2(1999 ) masih menggunakan nama AM( Anti Military ) dan di album ke- 3 (2001) bercoverkan sosok buruh perempuan (marsinah) serta di album ke-4(2005) yang terdiri kaset 1& 2 yang menggunakan nama marjinal. sudah beberapa kali di tubuh marjinal mengalami gonta-ganti atau bongkar pasang personil , yang sekarang di perkuat oleh romi jahat (vocal ) , mike ( gitar ) , bob ( bass ) , proph ( drum ) yang kini untuk terus berjalan bersama agar tetap hidup berusaha menyampaikan pesan sebuah amanat penderitaan rakyat yang dituangkan dalam bentuk media musik. rinaldo(2003 -53 -061 )

Dalam seminggu ini, kami tersajikan lagu-lagu, yang sudah barang tentu pernah didengar, kembali diperdengarkan. Pertama kali lagu ini didengar dari mulut pengamen yang bergaya punk, dan seringkali mereka nyanyikan. Teman memberitahu bahwa lagu tersebut berjudul Aparat dan Negri Ngeri sekaligus memutarkannya hasil dari download dari internet.

Memang lagu ini ceria, dan kalau saya dengar di bis, kaki kontan goyang-goyang ikuti irama. Dan, setelah mendengar lagu lengkapnya, terdengar amat familiar di telingaku. Kedua lagu tersebut persis lagu Rancid dan Green Day, entah judulnya apa tapi pernah denger, maklum saya suka dengan kedua band punk dan elternative tersebut. Dan entah pula kapan lagu ini beredar, apakah tahun 1998 seperti lagu revolusi. Sepertinya iya, karena pada lagu Aparat masih mengusung Timor Timur.

Band Marjinal ini mengaku mereka sebagai:

MARJINAL
Komunitas Marjinal lahir tidak lepas dari kondisi masyarakat yang tertindas. Dan perlu diketahui bahwa Marjinal tidaklah sebuah group band (walaupun rockstar semuanya he he hee) tetapi Marjinal lebih mengaktualisasikan dirinya debagai komunitas.
Marjinal juga terkenal sebagai Taring Babi, AFRA (Anti Fasis Anti Rasis), dan Tempe Quality. Ini mempunyai arti bahwa mereka ingin menghancurkan system kepakeman yang berlaku sekarang ini.
Marjinal adalah komunitas yang terbuka untuk siapa saja yang ingin ikut melawan penindasaan dengan acara yang independen, kreatif, dan adil.

Kegiatan
Selain bermusik, Marjinal juga terlibat aktif dalam gerakaan perlawanan terhadap system yang menghegemoni. Marjinal sering melakukan pengorginisiran dan bekerja sama dengan komunitas yang lain. Marjinal juga melakukan perlawanan lewat graffiti, cukil, sablun, emblem, pin, dan rumah komunitas marjinal selain sebagai ‘home base’ juga sebagai media pendidikan dan distro.

Kontak
a: Jl. Moh Kafi II, Gg Setiabudi No. 39,
Rt.11, Rw.8 Srengsengsawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
12640, Indonesia
t: 021-7270666
e: taringbabi@yahoo.com
(Sumber: http://www.anakseribupulau.info/kolektif/marjinal_bi.html)

Band yang tidak hanya bermusik ini, lirik-lirik yang tersajikan berbau politik. Mengiklankan sebuah emansipasi dan kritik terhadap negeri tercintanya, Indonesia. Baca deh lirik lagu Negri Ngeri:
Lihatlah negeri kita
Yang subur dan kaya raya
Sawah ladang terhampar luas
Samudera biru

Tapi lihatlah negeri kita
Yang tinggal hanyalah cerita
Cerita dan cerita, terus cerita…

Chorus:
Pengangguran merebak luas
Kemiskinan merajalela
Pedagang kaki lima tergusur teraniaya

Bocah-bocah kecil merintih
Menghabiskan waktu di jalanan
Buruh kerap dihadapi penderitaan

Inilah negeri kita
Alamnya kelam tiada berbintang
Dari derita dan derita menderita…

Sampai kapankah derita ini
Yang kaya darah dan air mata
Yang senantiasa mewarnai bumi pertiwi

Dinodai
Dikangkangi
Dikuasai
Dijajah para penguasa rakus

Dinodai
Dikangkangi
Dikuasai
Dijajah para penguasa rakus
(Sumber: http://www.kapanlagi.com/lirik/artis/marjinal/negri_ngeri)

Marjinal, tetap jadi kontrol sosial!!!!!

Pee wee Gaskins DICACI DAN DIPUJA


Lima hati baja dari Pee Wee Gaskins ini tetap kukuh dan konsisten dengan apa yang mereka kerjakan meski gelombang hujatan sekaligus pujian coba menghantam perahu mereka, dan semua cerita tentang perjalanan awal, efek ketenaran, party dorks, para pembenci serta keuntungan bergabung dengan major label.



Bagi Donald Henry “Pee Wee” Gaskins, seorang pesakitan pembunuh berantai asal Amerika Serikat yang telah membantai sekitar 100 korbannya dengan cara bervariasi: menikam, mencekik, menembak dan memutilasi, musik mungkin bukan menjadi kesenangan utamanya karena tidak ada satu pun apresiasinya di bidang ini, berbeda dengan Charles Manson, pembunuh berantai Amerika Serikat lainnya yang menamai sekte-nya dengan lagu The Beatles, “Helter Skelter” serta sempat mempunyai hubungan khusus dengan Dennis Wilson, dramer The Beach Boys. Gaskins yang bertubuh mungil - dari situlah julukan 'pee wee' disematkan sebagai nama tengahnya - lebih terlihat seperti manusia tidak berbahaya, tapi siapa sangka di dalam penjara ia berhasil meledakkan kepala seorang napi paling ditakuti di blok-nya dengan sebuah radio.
Hingga akhir hayatnya di atas kursi listrik pada tahun 1991, Donald Gaskins tidak akan pernah menyangka jika kekejamannya mencabut nyawa manusia ternyata menginspirasi seseorang di belahan dunia lain, Alditsa Sadega atau Dochi untuk mengabadikan namanya menjadi identitas band barunya. Berawal dari pergaulan komunitas scene yang kala itu dipenuhi oleh band-band dengan nama seram mendorong Dochi untuk menyesuaikan diri, ”Niatnya pengen nama yang serem tapi musiknya tetep kayak kita, jadi ada kesan kontrasnya,” sebutnya. Hasil pencarian di google dengan kata kunci serial killer membawa sosok Donald Gaskins kepadanya, “Donald Gaskins badannya kecil tapi portfolio membunuhnya udah ratusan orang lebih, akhirnya korelasinya kita bikin: Kecil-kecil bisa bunuh,” ungkap Dochi lagi.
The Side Project (TSP) adalah band utama vokalis-(sekarang) basis Dochi ketika melangkahkan kaki pertama kali di scene independen nasional. Setelah sempat mendapat perhatian lokal lewat single “Persetan Dengan Dia” dalam kompilasi Anthem of Tomorrow, TSP menemui kebuntuan yang berujung keluarnya Dochi untuk kemudian menjadi session guitarist bagi penyanyi Sherina. Dibanding hanya menjadi gitaris pengiring, naluri kreatif Dochi kembali diluapkan secara iseng dengan menciptakan dan merekam beberapa lagu di studio di mana ia memainkan semua instrumennya. Lagu “Here Up On The Attic” yang menurut Dochi secara tidak sengaja mengandung unsur synthesizer karena menemukan sebuah controller di studio, dijadikannya sebagai pemicu semangat untuk kembali membentuk band, ”Makanya musiknya kayak Pee Wee (Gaskins) yang sekarang ini,” “Intinya, Pee Wee Gaskins adalah sebuah pembuktian, bahwa keluarnya saya dari The Side Project tidak menghentikan ambisi saya,”ujarnya.
Meski dicomot secara satu per satu dari berbagai band, namun setiap anggota Pee Wee Gaskins (PWG) tergabung dari komunitas yang sering bermain bersama dalam setiap gig underground ibukota. Dan semuanya bergabung dengan PWG setelah berjudi meninggalkan band awal masing-masing. Gitaris Fauzan atau Sansan awalnya adalah vokalis dari band emo, Killing Me Inside (KILLMS) yang telah merilis sebuah album A Fresh Start For Something New. Menjalani dua band secara sekaligus membuat Sansan harus segera menentukan pilihan, “Ngebagi waktunya susah, kecuali gue-nya ada dua,” ujar gitaris dengan tato di sekujur lengannya. Sansan melanjutkan, “Gue merasa lebih nyaman disini, jadi alasannya udah jelas gue milih disini (PWG), karena hidup itu pilihan, kawan!” Namun, Dochi tidak hanya memerlukan seorang vokalis sejati untuk menutupi kelemahan suaranya tapi juga yang mampu bernyanyi sambil bermain gitar dengan sama baiknya, “Gue tahu keterbatasan vokal gue, gue butuh vokalis yang bagus, jadi gue tarik Sansan, tapi gue nggak mau dia nyanyi doang soalnya ntar kan sama aja kayak Killing Me (Inside),” sebut Dochi yang pernah menjadi additional gitar KILLMS. Yang menarik adalah proses perekrutan Reza Satiri (Omo) sebagai pemain synthesizer. Dochi yang tidak mengenal Omo secara 'terpaksa' harus memperalat seorang bernama Telor, pemain bas di band Too Late Too Notice di mana Omo juga bermain untuk kemudian mengajak keduanya bergabung di PWG, “Di pergaulan kita, satu-satunya orang yang bisa main kibor ya cuma Omo,” ujar Dochi. “Gue 'ngambil' Telor biar gue kenal Omo.” Terakhir, dramer Renaldy Prasetya atau AldyKumis diajak bergabung untuk melengkapi formasi PWG setelah direkomendasikan seorang teman.
Selama setahun formasi ini bergerilya dari satu gig ke gig lainnya, “Strategi 'always a step a head than the rest' adalah motivasi dasar membentuk Pee Wee Gaskins,” kata Dochi. Ketika band lain sibuk memikirkan bagaimana aksi panggung dan dandanan yang menarik agar band mereka berkesan, PWG memilih alternatif lain: Myspace. “Gue dan Aldy mendedikasikan hampir 24 jam setiap hari mempromosikan musik, we pushed ourselves in almost everything we do,” kata Dochi. Strategi lainnya adalah promosi lewat merchandise, “Kita sibuk membuat merchandise dan melempar sebanyak mungkin demo ketika manggung,” lanjutnya, hingga tiba-tiba t-shirt bertuliskan “Pee Wee Gaskins” tersebar dan dikenakan secara masif oleh banyak remaja tanggung SMP dan SMA. Di tengah gencarnya promo PWG lewat merchandise maupun live performance, Dochi menjelaskan, “Kita tiba-tiba menetapkan 11 April 2008 harus sudah keluar album, and we did!” Jejak pertama PWG ditorehkan melalui EP Stories From Our High School Years yang dikerjakan dalam waktu 2 bulan saja. Album itu secara otomatis mendongkrak nama PWG terutama di depan massa ABG. “Kita cuman bikin lirik yang relate ama orang. EP itu emang banyaknya tema (dari) cerita yang udah lewat waktu (kita) di high school,” ungkap Dochi yang banyak menulis lirik sekaligus menjawab anggapan PWG sebagai band dengan pasar 'highschool' terutama bagi para loser, “Bagaimana kita mengemasnya (PWG) dalam bentuk nerdy dan dorky dibawah nama seorang pembunuh berantai.”

ShoutMix chat widget

  © Music RASTA code by ourblogtemplates.com n edited byhaqieART @2009

Back to TOP